Jelas-JElas Gak Bakat
(Untuk kali ini saya pake 'gue')
Gue kalau liat orang nari, bawaannya juga pengen ikutan nari.
Tari modern, tari tradisional , tari balet hingga tari monyet pun gue pernah coba. Tapi yang paling mirip dari keempat tari itu adalah tari monyet. Entah kenapa, tari yang satu ini terlihat begitu mudah. Tanpa teknik dan skill gue sudah merasa lihay. Ahaayy !
Ketika denger lagu slow, gue kebayang gue nari, muter-muter terus nabrak pintu. BRAAKK. Gak jadi nari deh. Hahaha. Gak lah yau.. B'canda doang.Hhe. Gue hanya kebayang gue nari dengan luwesnya sehingga gue kepingin nyoba. Gue berdiri di atas kasur . Lagu gue setel. Begitu musik terdengar, gue langsung menggerakkan tubuh gue dengan (tak) lues dan (tak) sesuai tempo pula. Karena asik-asiknya muter-muter, melenggak ,dan melenggok, gue gak nyadar kalo mami gue nongol di depan pintu. Gue baru nyadar pas mami ber-de-ham, ber-ge-ham-,ber-de-ge-ham, halah,rempong! Maksudnye, mami gue bilang 'ehm'. Gue langsung pura-pura ngitung 'satu-dua-tiga-empat-lima-enam-tujuh-delapan-ya-satu-dua-tiga-empat' sambil menggoyang-goyangkan tangan.
"Lagi senam, mam.Biar sehat. Gak gendut gitu." kata gue menipu
" Oh, senam ya? Mama pikir tadi kamu nari." ujar mami gue.
Gue langsung tersenyum lebar.'Mami kok tau ya gue tadi nari. Ini pasti dari guenya yang punya skill,' gue membatin.
"Walah, mam. Kok tau aja sih aku tadi nari. Pasti mirip kan kayak yang ditipi-tipi itu kan?" harapan gue masih membara
"Hah?!? Kamu bilang apa tadi ?Mirip kayak yang di tipi?"
"Ya " harapan gue sedikit padam
"Ehh, mama lebih suka kamu senam aja. Oke."
"HAH?!? kenapa ? tadi mama bilang aku nari balet, pasti karena kayak di tipi itu kan?" 40% harapan gue hampir pupus
"iya sih. Tapi kamu bilang kayak yang di tipi itu mama gak setuju banget."
"HAH?!?" 60% harapan gue hampir hilang
"kamu mirip kayak baletnya anak tk yang baru belajar pas kebelet pup."
"HAH?!?" 80% harapan gue nyaris ancur *tit..tit..tit..*
"Oh, lebih tepatnya cacingan"
"APAA?!?!?" 100% tak ada harapan *tttiiiiiiittt _________*
"Loh, kok bengong aja sih ? Jangan dilanjutin loh narinya.Mama mau masak dulu"
"..."
***
Ya udahlah. Mungkin gue memang gak bakat di balet. Maka gue coba tari modern. Tari ga-ol. Mungkin juga, kalau gue sudah ahli banget, gue akan menawarkan jasa gue ini ke acara pesta-pesta yang sepi, biar sekalian bubar deh. Kejam.
Oke, sekarang gue mau nyoba tarian macam ini. Gue coba cari lagu yang pas. Ketemu.Nyalain. Gue dengerin dulu lagunya. Hmm. Gue sekarang membayangkan gerakan yang oke. Ketemu. Gerakan 1. Kaki dibuka dan ditutup cepat.Gue coba. Hmm, mudah. Tapi kok kayak orang kebelet pipis ya? Ah, cuek lah. Lagu What Makes You Beautiful nya One Direction mengalun keras (volumenya). Gue mulai nari-nari lagi. Sebenernya itu gak bisa disebut nari, tapi mirip orang kesurupan. Pas asik-asiknya nari, gue(lagi2) nemuin mami nongol di depan pintu. Sontak gue langsung lompat dari kasur.BRAAAKK. Pendaratan terjadi dengan sangat tidak mulus. Untung gak ada wartawan ngedenger. Bisa bisa besok di koran pagi, halaman utamanya bertuliskan 'Gempa Bumi Kecil Disebabkan Oleh Babi Gila'. HAhaha.Ngaco.
"Kamu itu ngapain aja to?" tanya mami
"Ngg.." gue G2M(gugup,gagap,malu)
"Pasti kamu nyoba nari lagi ya?"
"He-eh" gue mulai agak pede lagi
"Ehm, gerakan yang bagus."
"Woaahh.." gue senyum terlebar sejagat raya.
"Gerakan kebelet pipis. Bener kan?"
"HAH?!?" senyum gue, gue kantongi lagi, gak jadi
"Sudah. Ayo makan. Nanti kamu kurus loh." katanya sambil menutup pintu
"Hah?!? kurus? Waahh." gue nyaris seneng lagi.
"Oh ya, satu lagi. Jangan lompat-lompat lagi dikasur. Mama takut, kasurmu itu ambruk gara2 bobot kamu."
" Heh?!?" gue terbengong sendiri. Hikss. Apa maksudmu,mama? Apa? :'( *ratapan anak buangan*
***
Oke. Memang gue gak bakat didalam tari-menari. Tapi, kalau gak bakat kenapa dulu waktu gue SD dipilih untuk nari? Tradisional pula. Gue inget2 gerakan tariannya terus gue coba. Gerakannya kalau gak salah, ya bener, itu tangan dilentikkan ke kanan kiri dan mata di lirik-lirikkan. Tiba-tiba..
"MAMAA...MAMAA..MA.." teriakan adikgue terdengar dari kamar gue.
Gue kaget dan menggentikan gerakan gue itu. Gue sembunyi di bawah selimut sambil nguping.
"Ma..ma.. Sini ma..sini.." ujarnya yang sepertinya sambil menyeret-nyeret mami ke arah kamar gue.
"Ada apa to?" tanya mami pas didepan pintu.
"Kakak ma.. kakak." katanya seperti ketakutan.
HAH?!? Gue? Emang kenapa? Gue periksa badan gue, sekitar gue. Gak ada apa-apa.
"KAKAK SE-TEP(kesurupan) ma."
"HAH?!?" gue teriak kenceng.
"Tuh kan. Kakak teriak-teriak."
BRRAAKKK. Pintu terbuka dengan kerasnya. Untung gak ancur tuh pintu. Bisa-bisa ntar malem gue diserbu nyamuk.
"Ada apa?" tanya mami panik
"Gak apa-apa kok." jawab gue stengah shock denger kata-kata adik gue.
"Bohong! Aku tadi keliatan dari jendela, kakak geleng-geleng dan tangannya gerak-gerak gitu." protes adik gue dengan sotoynya.
" Heh?!? Apaan sih! Aku tadi itu nari tau!" jawab gue agak emosi
" Bohong ah. Aku gak percaya."
"Astaga. Punya adik sotoy banget jadi orang. Kenapa mahkluk kayak gini jadi manusia sih. Ini pasti salah cetak. Kenapa sih lo hidup, ha?"
" Tuh kan ma.Kakak ngomong -ngomong gak jelas. Bilang aku kayak soto lagi. Aku kan gak suka soto.Gimana sih?"
"Hah?!? Ampuun. Heh, denger ya, aku ini gak setep. NG-GAK-SE-TE-P. Ngerti. Aku masih waras. Liat nih." gue teriak setengah emosi sambil lompat-lompat buat nunjukin ke adik sotoy itu.
"Wahh. Berarti kakak udah sembuh dong. Untung lah. Tapi, kira-kira setannya pergi ke mana ya?"
"Heh?!?"
Mulai sejak itu gue nyerah belajar yang namanya nari dan sebangsanya itu. Gue bener-bener gak bisa.Sudah.
Wietss.Tunggu. Gue masih ada model nari satu lagi yang gue sudah oke. Tari monyet. Ehm, lumayanlah. Kalau gak ada uang tinggal joget di depat rumah. Dapet deh. Wuahahaha.
Gue kalau liat orang nari, bawaannya juga pengen ikutan nari.
Tari modern, tari tradisional , tari balet hingga tari monyet pun gue pernah coba. Tapi yang paling mirip dari keempat tari itu adalah tari monyet. Entah kenapa, tari yang satu ini terlihat begitu mudah. Tanpa teknik dan skill gue sudah merasa lihay. Ahaayy !
Ketika denger lagu slow, gue kebayang gue nari, muter-muter terus nabrak pintu. BRAAKK. Gak jadi nari deh. Hahaha. Gak lah yau.. B'canda doang.Hhe. Gue hanya kebayang gue nari dengan luwesnya sehingga gue kepingin nyoba. Gue berdiri di atas kasur . Lagu gue setel. Begitu musik terdengar, gue langsung menggerakkan tubuh gue dengan (tak) lues dan (tak) sesuai tempo pula. Karena asik-asiknya muter-muter, melenggak ,dan melenggok, gue gak nyadar kalo mami gue nongol di depan pintu. Gue baru nyadar pas mami ber-de-ham, ber-ge-ham-,ber-de-ge-ham, halah,rempong! Maksudnye, mami gue bilang 'ehm'. Gue langsung pura-pura ngitung 'satu-dua-tiga-empat-lima-enam-tujuh-delapan-ya-satu-dua-tiga-empat' sambil menggoyang-goyangkan tangan.
"Lagi senam, mam.Biar sehat. Gak gendut gitu." kata gue menipu
" Oh, senam ya? Mama pikir tadi kamu nari." ujar mami gue.
Gue langsung tersenyum lebar.'Mami kok tau ya gue tadi nari. Ini pasti dari guenya yang punya skill,' gue membatin.
"Walah, mam. Kok tau aja sih aku tadi nari. Pasti mirip kan kayak yang ditipi-tipi itu kan?" harapan gue masih membara
"Hah?!? Kamu bilang apa tadi ?Mirip kayak yang di tipi?"
"Ya " harapan gue sedikit padam
"Ehh, mama lebih suka kamu senam aja. Oke."
"HAH?!? kenapa ? tadi mama bilang aku nari balet, pasti karena kayak di tipi itu kan?" 40% harapan gue hampir pupus
"iya sih. Tapi kamu bilang kayak yang di tipi itu mama gak setuju banget."
"HAH?!?" 60% harapan gue hampir hilang
"kamu mirip kayak baletnya anak tk yang baru belajar pas kebelet pup."
"HAH?!?" 80% harapan gue nyaris ancur *tit..tit..tit..*
"Oh, lebih tepatnya cacingan"
"APAA?!?!?" 100% tak ada harapan *tttiiiiiiittt _________*
"Loh, kok bengong aja sih ? Jangan dilanjutin loh narinya.Mama mau masak dulu"
"..."
***
Ya udahlah. Mungkin gue memang gak bakat di balet. Maka gue coba tari modern. Tari ga-ol. Mungkin juga, kalau gue sudah ahli banget, gue akan menawarkan jasa gue ini ke acara pesta-pesta yang sepi, biar sekalian bubar deh. Kejam.
Oke, sekarang gue mau nyoba tarian macam ini. Gue coba cari lagu yang pas. Ketemu.Nyalain. Gue dengerin dulu lagunya. Hmm. Gue sekarang membayangkan gerakan yang oke. Ketemu. Gerakan 1. Kaki dibuka dan ditutup cepat.Gue coba. Hmm, mudah. Tapi kok kayak orang kebelet pipis ya? Ah, cuek lah. Lagu What Makes You Beautiful nya One Direction mengalun keras (volumenya). Gue mulai nari-nari lagi. Sebenernya itu gak bisa disebut nari, tapi mirip orang kesurupan. Pas asik-asiknya nari, gue(lagi2) nemuin mami nongol di depan pintu. Sontak gue langsung lompat dari kasur.BRAAAKK. Pendaratan terjadi dengan sangat tidak mulus. Untung gak ada wartawan ngedenger. Bisa bisa besok di koran pagi, halaman utamanya bertuliskan 'Gempa Bumi Kecil Disebabkan Oleh Babi Gila'. HAhaha.Ngaco.
"Kamu itu ngapain aja to?" tanya mami
"Ngg.." gue G2M(gugup,gagap,malu)
"Pasti kamu nyoba nari lagi ya?"
"He-eh" gue mulai agak pede lagi
"Ehm, gerakan yang bagus."
"Woaahh.." gue senyum terlebar sejagat raya.
"Gerakan kebelet pipis. Bener kan?"
"HAH?!?" senyum gue, gue kantongi lagi, gak jadi
"Sudah. Ayo makan. Nanti kamu kurus loh." katanya sambil menutup pintu
"Hah?!? kurus? Waahh." gue nyaris seneng lagi.
"Oh ya, satu lagi. Jangan lompat-lompat lagi dikasur. Mama takut, kasurmu itu ambruk gara2 bobot kamu."
" Heh?!?" gue terbengong sendiri. Hikss. Apa maksudmu,mama? Apa? :'( *ratapan anak buangan*
***
Oke. Memang gue gak bakat didalam tari-menari. Tapi, kalau gak bakat kenapa dulu waktu gue SD dipilih untuk nari? Tradisional pula. Gue inget2 gerakan tariannya terus gue coba. Gerakannya kalau gak salah, ya bener, itu tangan dilentikkan ke kanan kiri dan mata di lirik-lirikkan. Tiba-tiba..
"MAMAA...MAMAA..MA.." teriakan adikgue terdengar dari kamar gue.
Gue kaget dan menggentikan gerakan gue itu. Gue sembunyi di bawah selimut sambil nguping.
"Ma..ma.. Sini ma..sini.." ujarnya yang sepertinya sambil menyeret-nyeret mami ke arah kamar gue.
"Ada apa to?" tanya mami pas didepan pintu.
"Kakak ma.. kakak." katanya seperti ketakutan.
HAH?!? Gue? Emang kenapa? Gue periksa badan gue, sekitar gue. Gak ada apa-apa.
"KAKAK SE-TEP(kesurupan) ma."
"HAH?!?" gue teriak kenceng.
"Tuh kan. Kakak teriak-teriak."
BRRAAKKK. Pintu terbuka dengan kerasnya. Untung gak ancur tuh pintu. Bisa-bisa ntar malem gue diserbu nyamuk.
"Ada apa?" tanya mami panik
"Gak apa-apa kok." jawab gue stengah shock denger kata-kata adik gue.
"Bohong! Aku tadi keliatan dari jendela, kakak geleng-geleng dan tangannya gerak-gerak gitu." protes adik gue dengan sotoynya.
" Heh?!? Apaan sih! Aku tadi itu nari tau!" jawab gue agak emosi
" Bohong ah. Aku gak percaya."
"Astaga. Punya adik sotoy banget jadi orang. Kenapa mahkluk kayak gini jadi manusia sih. Ini pasti salah cetak. Kenapa sih lo hidup, ha?"
" Tuh kan ma.Kakak ngomong -ngomong gak jelas. Bilang aku kayak soto lagi. Aku kan gak suka soto.Gimana sih?"
"Hah?!? Ampuun. Heh, denger ya, aku ini gak setep. NG-GAK-SE-TE-P. Ngerti. Aku masih waras. Liat nih." gue teriak setengah emosi sambil lompat-lompat buat nunjukin ke adik sotoy itu.
"Wahh. Berarti kakak udah sembuh dong. Untung lah. Tapi, kira-kira setannya pergi ke mana ya?"
"Heh?!?"
Mulai sejak itu gue nyerah belajar yang namanya nari dan sebangsanya itu. Gue bener-bener gak bisa.Sudah.
Wietss.Tunggu. Gue masih ada model nari satu lagi yang gue sudah oke. Tari monyet. Ehm, lumayanlah. Kalau gak ada uang tinggal joget di depat rumah. Dapet deh. Wuahahaha.
Comments
Post a Comment